Jumat, 12 Agustus 2011

BINTANG PALING TERANG

Ketika orang yang benar-benar kita sayang sayang di sakiti oleh orang yang kita benci begitu salit batin ini untuk menerimanya dan tak sudih melihat akan hal itu, sakit yang di rasakan olehnya tidak jauh bebeda dengan sakit yang batin ini rasakan, dan ketika lukanya telah kunjung pulih, luka dalam batin ini akan luka yang telah di alaminya masih membekas dengan jelas.

Di mulai dari raut wajah pilunya yang menahan aka rasa sakit, dan tangisannya yang masih terdengar jelas di telinga ku. Padahal dari awal bukanlah aku yang menahan tangis dan membendung air mata, tapi mengapa mata ini terasa sakit seperti membengkan seperti menangis?. . .

Terasa jauh lebih baik jika melihatnya tersenyum dengan di iringi canda penuh warna, namun sesaat dari itu semua tetap saja yang sait yang ku rasakan begitu sulit terhapuskan, sehingga aku takut akan hal lain yang akan menimpa mu.

Tetaplah disini agar aku dapat menjagamu layaknya bayangan yang selalu ada di sisimu, dan agar kau dapat aman di dekatku. Akan ku kawal diri mu seperti ku menyayangi ddiriku sendiri.

Bersinarlah. . . . . jadilah bintang baru yang paling terang dari bintang yang pernah ku rujuk sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar